Jumat, 08 Juni 2012

Motivasi dan Kepemimpinan (Homework) ‎​(˘⌣˘)



MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN

A.    PENGERTIAN MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN
Menurut T. Hani Handoko dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Edisi 2 (1987/252), motivasi dapat diartikan sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi yang ada pada seseorang merupakan kekuatan pendorong yang akan mewujudkan suatu perilaku guna mencapai tujuan kepuasan dirinya.
Menurut T. Hani Handoko dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Edisi 2 (1987/294). kepemimpinan (leadership) telah didefinisikan dengan berbagai cara yang berbeda-beda oleh berbagai orang yang berbeda pula. Menurut Stoner, kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekolompok anggota yang saling berhubungan tugasnya.


B.     JENIS TEORI MOTIVASI
Perkembangan teori manajemen juga mencakup model-model atau teori-teori motivasi yang berbeda-beda  yaitu sebagai berikut :
1.      Model Tradisional
Model tradisional dari motivasi berhubungan dengan Frederick Taylor dan aliran manajemen ilmiah. Model ini mengisyaratkan bahwa manajer menentukan bagaimana pekerjaan-pekerjaan harus dilakukan dan digunakannya sistem pengupahan insentif untuk memotivasi para pekerja lebih banyak berproduksi, lebih banyak menerima penghasilan.
Pandangan tradisional menganggap bahwa para pekerja pada dasarnya malas, dan hanya dapat memotivasi dengan penghargaan berwujud uang. Dalam banyak situasi pendekatan ini cukup efektif. Sejalan dengan meningkatnya efisiensi, karyawan yang dibutuhkan untuk tugas tertentu dapat dikurangi. Lebih lanjut, manajer mengurangi besarnya upah insentif. Pemutusan hubungan kerja menjadi biasa dan pekerja akan mencari keamanan/jaminan kerja daripada hanya kenaikan upah kecil dan sementara.
2.      Model hubungan manusiawi
Elton Mayo dan para peneliti hubungan manusiawi lainnya menemukan bahwa kontak-kontak sosial karyawan pada pekerjaannya adalah juga penting dan bahwa kebosanan dan tugas-tugas yang bersifat pengulangan adalah faktor-faktor pengurang motivasi. Mayo dan lain-lainnya juga percaya bahwa manajer dapat memotivasi bawahan melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna dan penting.
Sebagai hasilnya, para karyawan diberi berbagai kebebasan untuk membuat keputusan sendiri dalam pekerjaannya. Perhatian yang lebih besar diarahkan pada kelompok-kelompok kerja organisasi informal. Lebih banyak informasi disediakan untuk karyawan tentang perhatian manajer dan operasi organisasi.
3.      Model sumber daya manusia
Para teoritisi sepert McGregor dan maslow, dan para peneliti seperti Argyris dan Likert, melontarkan kritik kepada model hubungan manusiawi, dan mengemukakan pendekatan yang lebih “sophisticated” untuk memanfaatkan para karyawan. Model ini menyatakan bahwa para karyawan dimotivasi oleh banyak faktor, tidak hanya uang atau keinginan untuk mencapai kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan memperoleh pekerjaan yang berarti.
Teori-teori motivasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu sebagai berikut :
1.      Teori-teori petunjuk (prescriptive theories) mengemukakan bagaimana memotivasi para karyawan. Teori-teori ini didasarkan atas pengalaman coba-coba.
2.      Teori-teori isi (content theories), kadang-kadang disebut teori-teori kebutuhan (need theories) adalah berkenaan dengan pertanyaan apa penyebab-penyebab perilaku atau memusatkan pada pertanyaan apa dari motivasi.
Teori isi menekankan pentingnya pengertian akan faktor-faktor internal individu tersebut, kebutuhan atau motif, yang menyebabkan mereka memilih kegiatan, cara dan perilaku tertentu untuk memuakan kebutuhan yang dirasakan. Pendekatan isi banyak dihubungkan dengan nama-nama seperti Maslow, McGregor, Herzberg, Atkinson dan McClelland yang merupakan para penulis yang mempunyai pengaruh sangat kuat dalam bidang manajemen dan pada pemikiran dan kegiatan para manajer praktisi.
a.      Hirarki Kebutuhan dari Maslow
Maslow mendasarkan konsep hirarki kebutuhan pada dua prinsip. Pertama, kebutuhan-kebutuhan manusia dapat disusun dalam satu hirarki dari kebutuhan terendah sampai yang tertinggi. Kedua, suatu kebutuhan yang telah terpuaskan berhenti menjadi motivator utama dari perilaku.Menurut Maslow, manusia akan didorong untuk memenuhi kebutuhan yang paling kuat sesuai waktu, keadaan dan pengalaman yang bersangkutan mengikuti suatu hirarki. Kebutuhan-kebutuhan saling tergantung dan saling menopang.
b.      Teori motivasi Pemeliharaan dari Herzberg
Berdasarkan penelitian Herzberg dan kawan-kawannya, ada dua kelompok faktor-faktor yang mempengaruhi kerja seseorang dalam organisasi. Faktor-faktor penyebab kepuasan kerja (job satisfaction) mempunyai pengaruh pendorong bagi prestasi dan semangat kerja, dan faktor-faktor penyebab ketidakpuasan kerja (job dissatisfaction) mempunyai pengaruh negatif. Jadi menurut penemuan para peneliti membedakan antara yang mereka sebut motivators atau pemuas (satisfiers) dan faktor-faktor pemeliharaan atau dissatisfiers. Faktor-faktor pemeliharaan mencegah merosotnya semangat kerja atau efisiensi, dan meskipun faktor-faktor ini tidak dapat memotivasi, tetapi dapat menimbulkan ketidakpuasan kerja atau menurunkan produktivitas. Perbaikan terhadap faktor-faktor pemeliharaan akan mengurangi atau menghilangkan ketidakpuasan kerja, tetapi tidak dapat digunakan sebagai sumber kepuasan kerja.
c.       Teori prestasi dari McClelland
David McClelland dan para peneliti lainnya mengemukakan bahwa ada korelasi positif antara kebutuhan berprestasi dengan prestasi dan sukses pelaksanaan. Motivasi seorang penguasa tidak semata-mata ingin mencapai keuntungan demi keuntungan itu sendiri, tetapi karena dia mempunyai keinginan yang kuat untuk berprestasi. Keuntungan hanyalah suatu ukuran sederhana yang menunjukkan seberapa baik pekerjaan telah dilakukan, tetapi tidak sepenting tujuan itu sendiri. Orang-orang yang berorientasi prestasi mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu yang dapat dikembangkan, yaitu :
o   Menyukai pengambilan risiko yang layak sebagai fungsi keterampilan, bukan kesempatan, menyukai suatu tantangan, dan menginginkan tanggung jawab pribadi bagi hasil-hasil yang dicapai.
o   Mempunyai kecenderungan untuk menetapkan tujuan-tujuan prestasi yang layak dan menghadapi resiko yang sudah diperhitungkan.
o   Mempunyai kebutuhan yang kuat akan umpan balik tentang apa yang telah dikerjakannya.
o   Mempunyai keterampilan dalam perencanaan jangka panjang dan memiliki kemampuan-kemampuan organisasional.
3.      Teori-teori proses (process theories) berkenaan dengan bagaimana perilaku dimulai dan dilaksanakan atau menjelaskan aspek bagaimana dari motivasi itu. Teori-teori yang termasuk kategori teori-teori proses adalah teori pengaharapan, pembentukan perilaku, teori Porter-Lowler, dan teori keadilan.
a.       Teori pengharapan
Konsep ini berhubungan dengan motivasi, di mana individu diperkirakan akan menjadi pelaksana dengan prestasi tinggi bila mereka melihat: 1) suatu kemungkinan (probabilitas) tinggi bahwa usaha-usaha mereka akan mengarah ke prestasi tinggi, 2) suatu probabilitas tinggi bahwa prestasi tinggi akan mengarah ke hasil-hasil yang menguntungkan, dan 3) bahwa hasil-hasil tersebut akan menjadi pada keseimbangan, penarik efektif bagi mereka.
Teori pengharapan menyatakan bahwa perilaku kerja karyawan dapat dijelaskan dengan kenyataan : para karyawan menentukan berlebih dahulu apa perilaku mereka yang dapat dijalankan dan nilai yang diperkirakan sebagai hasil-hasil alternatif dari perilakunya.
b.      Pembentukan perilaku
Pendekatan ini didasarkan terutama atas hukum pengaruh, yang menyatakan bahwa perilaku yang diikuti dengan konsekuensi-konsekuensi pemuasan cenderung diulang, sedangkan perilaku yang diikuti konsekuensi-konsekuensi hukuman cenderung tidak diulang. Dengan demikian perilaku individu ddi waktu mendatang dapat diperkirakan atau dipelajari dari pengalaman di waktu yang lalu.
W. Clay Hammer, telah mengidentifikasikan enam pedoman penggunaan teknik-teknik pembentukan perilaku, yaitu sebagai berikut :
·         Jangan memberikan penghargaan yang sama kepada semua orang.
·         Perhatikan bahwa kegagalan untuk member tanggapan dapat juga mengubah perilaku.
·         Beritahu karyawan tentang apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan penghargaan.
·         Beritahu karyawan tentang apa yang harus dilakukan secara salah.
·         Jangan member hukuman di depan karyawan lain.
·         Bertindaklah adil.
c.       Teori Porter – Lowder
Model Porter-Lowder adalah teori pengahrapan dari motivasi dengan versi orientasi masa mendatang, dan juga menekankan antisipasi tanggapan-tanggapan atau hasil-hasil. Para manajer tergantung terutama pada pengharapan di masa mendatang, dan bukan pengalaman masa lalu.
d.      Teori keadilan
Teori lain tentang motivasi sebagai hasil dari berbagai penelitian adalah teori keadilan dan ketidakadilan. Teori ini mengemukakan bahwa orang akan selalu cenderung membandingkan antara 1) masukan-masukan yang mereka berikan pada pekerjaannya dalam bentuk pendidikan, pengalaman, latihan dan usaha, dan 2) hasil-hasil (penghargaan-penghargaan) yamg mereka terima.
Sumber : T.Hani Handoko “manajemen Edisi 2” 1987/252-267

C.     GAYA KEPEMIMPINAN
Menurut Stoner, ada dua gaya kepemimpinan yang biasa digunakan oleh seorang pemimpin dalam mengarahkan/mempengaruhi bawahan yaitu sebagai berikut :
a.       Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas (Task Oriented Style)
Dalam gaya kepemimpinan ini, seorang manajer akan mengarahkan dan mengawasi bawahannya secara ketat agar mereka bekerja sesuai dengan harapannya. Manajer dengan gaya ini lebih mengutamakan keberhasilan pekerjaan daripada pengembangan kemampuan bawahan.
b.      Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada pekerja (Employe Oriented Style)
Dalam gaya kepemimpinan ini, manajer berusaha mendorong dan memotivasi bawahannya untuk bekerja dengan baik. Mereka mengikut sertakan bawahan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut tugas atau pekerjaan bawahan. Disini hubungan manajer dengan bawahan sangat akrab, saling percaya, dan saling menghargai.
Menurut Koontz, Donnel dan Weihrich, ada tiga gaya kepemimpinan berdasarkan cara memimpin menggunakan kekuasaannya, yaitu sebagai berikut :
a.       Otokratik : pemimpin dipandang sebagai orang yang member perintah dan dapat menuntut. Keputusan ada di tangan pemimpin.
b.      Demokratik atau Partisipatif : pemimpin dipandang sebagai orang yang tidak akan melakukan suatu kegiatan tanpa mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan bawahannya. Pemimpin di sini mengikut sertakan pendapat bawahan sebelum ia membuat keputusan.
c.       Free Rein : pemimpin hanya menggunakan sedikit kekuasaan dan member banyak kebebasan kepada bawahannya untuk melakukan kegiatan. Jadi pemimpin disini member keleluasaan pada bawahannya untuk menentukan tujuan perusahaan dan cara untuk mencapainya.

D.    PENDEKATAN PERILAKU KEPEMIMPINAN
Pendekatan perilaku kepemimpinan memusatkan perhatiannya pada dua aspek perilaku kepemipinan, yaitu sebagai berikut :
1.      Fungsi-fungsi Kepemimpinan (style leadership)
Aspek yang pertama yaitu fungsi-fungsi kepemimpinan menekankan pada fungsi-fungsi yang dilakukan pemimpin dalam kelompoknya. Agar berjalan efektif, seseorang harus melakukan dua fungsi utama yaitu :
a.       fungsi yang berkaitan dengan pemecahan masalah : Pada fungsi ini meliputi pemberian saran pemesahan dan menawarkan informasi dan pendapat.
b.      fungsi-fungsi pemeliharaan (pemecahan masalah sosial). Sedangkan pada fungsi pemeliharaan kelompok meliputi menyetujui atau memuji orang lain dalam kelompok atau membantu kelompok beroperasi lebih lancar.

2.      Gaya-gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan meliputi 1) Gaya dengan orientasi tugas dan 1) Gaya berorientasi dengan karyawan. Pada gaya yang pertama pemimpin mengarahkan dan mengawasi melalui tugas-tugas yang diberikan kepada bawahannya secara tertutup, pada gaya ini lebih memperhatikan pelaksanaan pekerjaan daripada pengembangan dan pertumbuhan karyawan. Sedangkan gaya yang berorientasi pada karyawan lebih memperhatikan motivasi daripada mengawasi, disini karyawan diajak untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan melalui tugas-tugas yang diberikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar