Manajer dan
lingkungan organisasi
A. PENGERTIAN MANAJER DAN LINGKUNGAN
Dalam
buku Ricky W. Griffin yang berjudul “Manajemen” (2004/7) tertulis bahwa manajer
adalah seseorang yang merencanakan dan membuat keputusan, mengorganisasikan,
memimpin, dan mengendalikan sumber daya-sumber daya manusia, finansial, fisik,
dan informasi.
Lingkungan
adalah segala sesuatu yang berada di sekitar organisasi yang dapat memberikan
pengaruh terhadap organisasi tersebut baik secara langsung maupun tidak
langsung. Lingkungan menciptakan ketidakpastian bagi para manajer organisasi,
dan mereka harus menjawab dengan merancang organisasi tersebut untuk
beradaptasi dengan lingkungan atau mempengaruhi lingkungan. (Manajemen Edisi
kelima “Richard L. Daft”/ 89&99/2002)
Manajer
juga harus terus-menerus memantau lingkungan sehingga mereka dapat
mengantisipasi bagaimana permintaan akan produknya atau biaya produksi
produknya berubah.
B. FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI
KEPUTUSAN MANAJER
1.
Faktor- Faktor Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal
terdiri atas unsur-unsur di luar organisasi, yang sebagian besar tidak dapat
dikendalikan dan berpengaruh dalam pembuatan keputusan oleh manajer. Lingkungan
eksternal mempunyai baik unsur-unsur yang berpengaruh langsung (lingkungan
eksternal mikro) dan yang berpengaruh tidak langsung (lingkungan ekstern
makro).
a.
Lingkungan
Ekstern Mikro
Lingkungan ekstern mikro terdiri dari :
Ø
Pesaing ( Competitor )
Lingkungan persaingan perusahaan
tercermin dari tipe, jumlah dan norma-norma perilaku organisasi-organisasi
pesaing. Dengan pemahaman akan lingkungan persaingan yang dihadapinya,
organisasi dapat mengetahui posisi persaingannya, sehingga lebih mampu
mengoptimalkan operasi-operasinya.
Ø Pelanggan
( Comtumers )
Strategi, kebijaksanaan dan taktik-taktik
pemasaran perusahaan sangat tergantung pada situasi pasar dan pelanggan.
Biasanya, manajer pemasaran menganalisa profil pelanggan sekarang dan potensial
serta kondisi pasar dan mengarahkan kegiatan-kegiatan pemasaran perusahaan
berdasarkan hasil analisis. Alanisis pelanggan ini juga berguna untuk mengantisipasi
perubahaan perilaku pasar atau pelanggan dan mengarahkan pengelokasian sumber dayanya
sesuai kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dalam situasi persaingan yang ketat,
melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan, perusahaan akan dapat menjaga
kelangsungan hidupnya, berkembang dan mendapatkan keuntungan.
Ø
Pasar Tenaga Kerja ( Labor Supply )
Organisasi
memerlukan sejumlah karyawan (personalia) dengan bermacam-macam keterampilan,
kemampuan dan pengalaman, sehingga organisasi perlu menggunakan banyak saluran
untuk menarik dan mempertahankan karyawan tersebut. Kemampuan menarik dan
mempertahankan karyawan dan cakap merupakan kebutuhan prasyarat bagi perusahaan
sukses.
Ø Lembaga-
Lembaga Keuangan
Organisasi-organisasi tergantung pada
bermacam-macam lembaga keuangan. Kebutuhan akan dana dari lembaga-lembaga
keuangan tersebut dalam jangka pendek untuk membelanjai operasi-operasinya,
atau jangka panjang untuk membangun fasilitas baru dan membeli peralatan baru. Perusahaan
perlu menjalin hubungan kerja yang baik dengan lembaga-lembaga keuangan dengan
memahami prosedur-prosedur perbankan, mampu membuat transaksi yang berharga,
mempunyai pembukuan yang lengkap dan jaminan yang diperlukan.
Ø
Penyedia ( Suppliers )
Setiap organisasi sangat bergantung
pada sumber daya-sumber dayanya untuk memenuhi kebutuhan bahan baku (mentah), bahan
pembantu, pelayanan, energi dan peralatan, yang digunakan untuk memproduksi
keluaran. Organisasi biasanya berhubungan dengan para penyedia melalui agen-agen
atau manajer pembeliannya. Manajer pembelian senantiasa harus menilai kemampuan
reputasi, pelayanan, harga, potongan kuantitas, kualitas dan sebagainya dari
para penyedia sehingga dapat disesuaikan dengan karasteristik-karasteristik
yang diinginkan perusahaan.
Ø
Perwakilan-Perwakilan Pemerintah
Hubungan organisasi dengan
perwakilan-perwakilan pemerintah berkembang semakin kompleks. Perwakilan-perwakilan
pemerintah ini biasanya menetapkan peraturan-peraturan yang harus dipatuhi
organisasi dalam operasinya, prosedur-prosedur perijinan, dan pembatasan-pembatasan
lainnya untuk melindungi masyarakat. Di samping itu perwakilan-perwakilan
pemerintah sering merupakan atau menjadi para penyedia dan kreditur besar bagi
perusahaan.
b.
Lingkungan Ekstern Makro
Lingkungan ekstern makro mempengaruhi organisasi dengan dau
cara, yaitu :
·
Kekuatan-kekuatan di luar tersebut mempengaruhi
suatu organisasi secara langsung atau secara tidak langsung melalui satu unsure
atau lebih unsur-unsur lingkungan ekstern makro.
·
Unsur-unsur lingkungan makro menciptakan iklim. missal
teknologi tinggi, kedaan perekonomian cerah atau lesu dan perubahan-perubahan
sosial di mana organisasi ada dan harus memberikan tanggapan.
Lingkungan ekstern makro terdiri dari faktor-faktor
teknologi, ekonomi, politik, sosial, dan dimensi internasional sebagai
kekuatan-kekuatan yang berada di luar jangkauan perusahaan dan biasanya
terlepas dari situasi operasional perusahaan, dengan organisasi jarang memiliki
kekuatan untuk memberikan pengaruh balik yang berarti.
Ø Perkembangan
Teknologi
Dalam setiap masyarakat atau
industri, tingkat kemajuan teknologi memainkan peranan berarti pada penentuan
produk dan jasa yang akan diproduksi, peralatan yang akan digunakan, dan
bagaimana macam-macam operasi akan dikelola. Perubahan-perubahan teknologi, yang
biasanya bersifat inovatif dan menolak keusangan, dapat terjadi seketika dan
dramatik dalam mempengaruhi perusahaan dan situasi persaingan.
Ø
Variabel-variabel Ekonomi
Para manajer akan selalu terlibat
dengan masalah-masalah biaya sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan
organisasi. Biaya-biaya ini berubah-ubah setiap waktu karena pengaruh faktor-faktor
ekonomi. Sehingga manajer senantiasa perlu menganalisa dan mendiagnosa faktor-faktor
ekonomi. Jadi, manajer-manajer perusahaan harus mencurahkan waktu dan sumber
daya-sumber daya untuk melakukan peramalan-peramalan ekonomi dan antisipasi
perubahan-perubahan harga.
Ø
Lingkungan Sosial-Kebudayaan
Lingkungan sosial-kebudayaan suatu
masyarakat merupakan pedoman hidup yang menentukan bagaimana hampir seluruh
organisasi dan manajer akan beroperasi. Lingkungan ini mencakup kepercayaan,
niali-nilai, sikap, pandangan serta pola kehidupan yang dibentuk oleh tradisi,
pendidkan, kelompok etnis, ekologi, demografis, geografis, serta agama dan
kepercayaan dari sekelompok atau seluruh masyarakat tertentu.
Ø
Variabel-variabel Politik & Hukum
Politik dan hukum dalam suatu periode
waktu tertentu akan menentukan operasi perusahaan. Manajer tidak mungkin mengabaikan
iklim politik, peraturan-peraturan pemerintah maupun dampaknya terhadap
pemerintah dalam pembuatan keputusan. Pemerintah dapat berperan sebagai
pencipta kesempatan, pemberi perlindungan, dan penetap batasan-batasan.
Ø
Dimensi Internasional
Komponen
internasional dalam lingkungan eksternal juga menyajikan kesempatan-kesempatan
dan tantangan-tantangan, serta mempunyai potensi menjadi faktor yang
berpengaruh langsung pada operasi perusahaan. Kekuatan-kekuatan internasional
ini berpengaruh melalui perkembangan politik dunia, ketergantungan ekonomi,
penularan nilai-nilai dan sikap hidup serta transfer teknologi. Lebih sempit
lagi, kekuatan-kekuatan ini berwujud, misalnya ketergantungan sumber daya
impor, persaingan dengan perusahaan-perusahaan multinasional, perubahan pola
kehidupan menjadi lebih materialistik dan individualistik, tingkat pertukaran
mata uang asing, dan sebagainya.
C. ETIKA MANAJEMEN DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
Karyawan suatu
perusahaan sebaiknya memperhatikan dan mempraktikkan etika bisnis yang
melibatkkan sekelompok prinsip dalam menjalankan bisnis. Tanggung jawab sosial berarti bahwa manajemen
mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi di dalam pembuatan keputusan.
tanggung jawab sosial perusahaan ini merupakan salah satu tugas yang harus
dilakukan oleh para manajer organisasi perusahaan, karena aspek ini merupakan
syarat utama bagi berhasilnya perusahaan, terutama untuk jangka panjang. Dengan
demikian, manajer sekarang dituntut untuk mengimplementasikan etika berusaha (
The Etchis of Managers ), terutama dalam hubungan dengan pelanggan, karyawan,
penemu teknologi, lembaga-lembaga pendidikan, perusahaan-perusahaan lain,
pemasok, kreditur, pemegang saham, pemerintah dan masyarakat pada umumnya.
Etika berkenaan dengan
pendapat tentang benar dan salah, lebih khusus dengan kewajiban moral seseorang
pada masyarakat. Etika ini merupakan sistem ungkapan-ungkapan yang menyangkut
perilaku, perbuatan, dan sikap manusia terhadap peristiwa-peristiwa yang
dianggap penting dalam hidupnya. Etika para manajer sangat mempengaruhi
keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatan ekonomi. Etika manajer harus
didasarkan diri pada nilai-nilai atau standar moral yang dianggap baik dan
luhur dalam suatu lingkungan atau masyarakat.
Ada lima faktor yang
mempengaruhi keputusan- keputusan pada masalah etika, yaitu : 1) Hukum, 2)
Peraturan- peraturan pemerintah, 3) Kode etik industri dan perusahaan, 4)
Tekanan-tekanan sosial, dan 5) Tegangan antara standar perorangan dan
kebutuhan-kebutuhan organisasi. Faktor-faktor ini mempengaruhi etika manajer
dengan tingkatan dan pada bidang-bidang fungsi yang berbeda. Meskipun keputusan
bisnis yang dibuat oleh perusahaan dimaksudkan untuk meningkatkan nialinya,
tetapi keputusan tersebut tidak boleh melanggar etika dan tanggung jawab
sosialnya ( Introduction To Business “ Jeff Madura / 61 / 2007 “ )
1. Tanggung
Jawab Perusahaan Terhadap Pelanggan
Suatu perusahaan
memiliki tanggung jawab terhadap pelanggan dengan langkah-langkah, yaitu : 1)
Menetapkan kode tanggung jawab, 2) Memantau keluhan, 3) Menentukan dan
menggunakan umpan balik pelanggan. (Introduction To Business “Jeff Madura
/63/2007“)
2. Tanggung
Jawab Perusahaan Terhadap Karyawan
Perusahaan memiliki
tanggung jawab untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman, perlakuan wajar,
dan peluang yang setara untuk semua karyawan. Perusahaan dapat memenuhi
tanggung jawab kepada karyawan dengan memberlakukan pedoman keselamatan kerja,
menawarkan seminar mengenai keragaman, dan menetapkan prosedur untuk menampung
keluhan dari karyawan.
3. Tanggung
Jawab Perusahaan Terhadap Pemegang Saham
Perusahaan memiliki
tanggung jawab untuk memuaskan pemilik (pemegang saham) yang menyediakan dana.
Mereka berusaha untuk memastiakn bahwa manajer membuat keputusan untuk
kepentingan pemegang saham.
4.
Tanggung Jawab Terhadap Kreditor
Perusahaan memiliki
tanggung jawab untuk memenuhi kewajiban keuangannya kepada para kreditornya.
Tanggung jawab ini tidak hanya meliputi pelunasan utang, tetapi juga memberikan
kepada kreditor informasi uang menyesatkan mengenai kondisi keuangan
perusahaan.
5.
Tanggung Jawab Terhadap Lingkungan
Perusahaan memiliki
tanggung jawab untuk memelihara lingkungan yang bersih ketika menjalankan
bisnisnya. Tetapi, perusahaan mengeluarkan beban ketika berusaha untuk memenuhi
tanggung jawab lingkungan. (Introduction To Business “Jeff Madura/104 /2007”)
D.
LINGKUNGAN DAN
BUDAYA KERJA
Budaya
kerja dibentuk oleh lingkungan eksternal dan merupakan sebuah bagian penting
dari konteks di mana para manajer melakukan pekerjaan-pekerjaan mereka. Budaya
dapat sangat beragam pada organisasi-organisasi, namun organisasi dalam
industri yang sama dapat seringkali menampakkan karakteristik budaya yang
serupa karena mereka beroperasi dalam lingkungan yang sama pula. Budaya
internal harus mewujudkan apa yang diperlukan untuk berhasil dalam lingkungan.
Jika lingkungan internal membutuhkan layanan konsumen yang luar biasa, budaya
harus mendorong pelayanan yang baik, jika dibutuhkan untuk pembuatan keputusan
teknis yang teliti, nilai-nilai budaya harus memperkuat pembuatan keputusan
manajerial. (Manajemen Edisi kelima
“Richard L. Daft”/111/2002)
1.
Budaya-budaya Adaptif
Suatu budaya perusahaan yang kuat belum memastikan kesuksesan
bisnis kecuali budaya itu mendorong adaptasi yang sehat terhadap lingkungan
eksternal. Budaya perusahaan yang adaptif mempunyai nilai-nilai dan perilaku
yang berbeda dari budaya-budaya perusahaan yang tidak adaptif. Dalam budaya
adaptasi, para manajer memperhatikan pelanggan dan pihak internal serta
proses-proses yang membawa perubahan yang berguna. Dalam budaya perusahaan yang
tidak adaptif, para manajer hanya memperhatikan diri sendiri dan nilai
nilai-nilai mereka cenderung menjauhi pengambilan risiko serta perubahan. Maka
suatu budaya yang kuat saja tidaklah cukup, karena suatu budaya yang tidak
sehat dapat mendorong organisasi untuk bergerak pasti kea rah yang salah.
Budaya yang sehat membantu perusahaan beradaptasi dengan lingkungan. (Manajemen
Edisi kelima “Richard L. Daft”/112/2002)
2.
Tipe-tipe Budaya
Sebuah
cara untuk memikirkan budaya kerja disarankan oleh Jeffrey Sonnenfeld yang
meliputi empat tipe budaya yaitu : tim bisbol, klub, akademi, dan benteng.
Setiap budaya mempunyai potensi yang berbeda untuk mendukung sebuah perusahaan
yang sehat dan sukses serta memiliki sebuah pengaruh yang berbeda pada kepuasan
dan karir para karyawan.
Budaya tim
bisbol (baseball team culture) muncul dalam sebuah situasi lingkungan dengan
pembuatan keputusan berisiko tinggi dan umpan balik yang cepat dengan
lingkungan. Para pembuat keputusan dengan cepat mengetahui apakah pilihan
mereka benar atau salah. Budaya tim bisbol ditemukan dalam perusahaan yang
bergerak cepat dan berisiko tinggi yang terlibat dalam bidang-bidang seperti
produksi film, periklanan, dan pengembangan perangkat lunak di masa depan
dipertaruhkan pada sebuah produk atau proyek baru.
Budaya
Klub (club culture) dikarakterisasi oleh kesetiaan, komitmen, dan penyesuaian
pada kelompok. Lingkungan yang stabil dan aman ini menghargai usia dan
pengalaman serta menjungjung senioritas. Budaya klub mempromosikan dari dalam,
dan para anggota diharapkan untuk maju perlahan-lahan, membuktikan kemampuan
pada setiap tingkat. Individu cenderung bersifat umum dan dapat memiliki
pengalaman luas dalam sejumlah fungsi organisasi.
Budaya
Akademi (academy culture) juga merekrut orang-orang muda yang tertarik dalam
sebuah perkumpulan berjangka panjang dan suatu penitian karir yang lambat dan
stabil dalam organisasi. Namun tidak seperti budaya klub, para karyawan jarang
menyeberang dari satu divisi ke divisi lainnya. Meskipun spesialisasi
memberikan keamanan kerja, budaya ini dapat membatasi pengembangan individu
secara luas dan kolaborasi antar departemen, namun bekerja sangat baik dalam
sebuah lingkungan yang stabil.
Budaya
benteng (fortress culture) dapat muncul dalam sebuah situasi penyelamatan
lingkungan. Budaya benteng menawarkan sedikit keamanan kerja dan kesempatan
untuk pertumbuhan profesional sementara perusahaan melakukan restrukturisasi
dan pengurangan untuk menyesuaikan lingkungan baru. Budaya ini berbahaya bagi
karyawan, tapi juga menawarkan kesempatan yang besar untuk membalikkan keadaan
bagi para manajer yang percaya diri dan menyukai tantangan. (Manajemen Edisi
kelima “Richard L. Daft”/113-114/2002)
E. LINGKUNGAN GLOBAL
Lingkungan
global dapat memengaruhi seluruh perusahaan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Beberapa perusahaan mengandalkan negara lain untuk sebagian
pasokannya atau menjual produknya di berbagai negara. Perusahaan tersebut
bahkan mungkin saja mendirikan anak perusahaan di luar negeri di mana
perusahaan dapat menghasilkan produk dan menjualnya. Bahkan jika suatu perusahaan
tidak merencanakan untuk menjual produknya di luar negeri, perusahaan tersebut
harus menyadari lingkungan global karena perusahaan tersebut bisa saja
mengahadapi persaingan dari pihak asing ketika perusahaan menjual produknya
secara lokal.
Di
samping itu, kondisi ekonomi global dapat memengaruhi perekonomian lokal. Jika
kondisi ekonomi melemah di negara-negara asing, maka permintaan asing terhadap
produk-produk di negara lain akan
melemah. Konsekuensinya, penjualan perusahaan-perusahaan akan berkurang, dan
hal ini dapat mengakibatkan terjadinya PHK. Tingkat penghasilan secara umum
akan menurun, dan pelanggan memiliki lebih sedikit uang untuk dibelanjakan.
Dengan demikian, perusahaan yang tidak memiliki bisnis internasional dapat
dipengaruhi oleh lingkungan global. (Introduction to business “Jeff
Madura”/31/2007)
Makasi ka.. Sangat membantu. sekalian saya boleh minta daftar pustakanya?
BalasHapus