FUNGSI
PERENCANAAN
A. PENGERTIAN PERENCANAAN
Perencanaan
merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam
menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi
ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis
dan bukan hanya pada intuisi dan firasat (dugaan).
Perencanaan
merupakan fungsi yang esensial dalam manajemen, sebab pelaksanaan fungsi
pengorganisasian, pemimpinan dan pengendalian dalam organisasi dapat berjalan
setelah terlebih dahulu dibuat perencanaan yang akan memberikan tujuan dan arah
organisasi. Perencanaan adalah awal dari proses manajemen. Rencana merupakan
suatu pernyataan tentang apa yang akan dikerjakan, kapan akan dikerjakan, siapa
yang akan mengerjakan dan bagaimana mengerjakannya, yang dapat disingkat
menjadi 3W1H (What, When, Who, How). (Dikutip dari tulisan “Tafiprios SE. MM”
yang berjudul Pengantar manajemen).
Perencanaan
(Planning) adalah penentu sasaran
yang ingin dicapai, tindakan yang seharusnya dilaksanakan, benuk organisasi
yang tepat untuk mencapainya dan orang-orang yang bertanggungjawab terhadap
kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan. Rencana adalah dasar pengendalian,
karena tanpa ada rencana pengendalian tidak dapat dilakukan.
Merencanakan
berarti memikirkan dan membuat langkah-langkah yang perlu dilakukan sebelum
pelaksanaan kerja nyata direalisasikan dengan maksud agar pelaksanaan dapat
berlajal dengan baik, sistematis, tidak ada yang tumpang-tindih (Overlapped),
dan tidak ada yang terlewatkan. Dalam perencanaan itu ditetapkan apa saja yang
harus dilaksanakan, mengapa itu semua harus dilakukan, di mana hal itu harus
dilakukan, kapan pelaksanaannya, oleh dan untuk siapa, bagaimana caranya, dan
berapa biayanya. Perencanaan dihubungkan dengan masa memilih, artinya : memilih
tujuan dan cara terbaik untuk mencapai tujuan tersebut dari beberapa alternatif
yang ada, tanpa alternatif perencanaan tidak mungkin ada.
Drs.
Ibnu Syamsi S.U dalam bukunya yang berjudul “Pokok-pokok Organisasi dan
Manajemen (73/1998) dituliskan bahwa pada hakikatnya perencanaan itu berarti
kegiatan untuk melihat jauh ke depam, menyiapkan keputusan untuk mengantisipasi
masalah yang memungkinkan bakal terjadi, sehingga tujuan yang dikehendakinya
dapat tercapai dengan seefisiensi mungkin.
Dr.
Wilson Bangun, S.E, M.Si dalam buku “Intisari Manajemen (75/2008)” menyatakan
bahwa perencanaan adalah suatu kegiatan dalam pengambilan keputusan (decision making) dalam menentukan
sasaran, metode, waktu, dan orang yang tepat yang dilakukan manajer dalam suatu
organisasi. Perencanaan merupakan fungsi pertama dari fungsi-fungsi manajemen
lainnya. Fungsi perencanaan bagaikan lokomotif pada kereta api yang menggandeng
fungsi-fungsi manajemen lainnya dalam mencapai tujuan organisasi. Dengan
demikian perencanaan merupakan dasar dari fungsi-fungsi manajemen lainnya.
Fungsi perencanaan melekat pada fungsi pengorganisasian, penyusunan personalia,
penggerakan dan pengawasan. Jadi fungsi perencanaan sangat menentukan terhadap
pencapaian tujuan organisasi.
Perencanaan
merupakan suatu siklus (planning is a
cycle), apabila suatu kegiatan manajemen telah selesai dilaksanakan maka
kegiatan perencanaan kembali dilaksanakan pada periode berikutnya. Demikian
juga, kegiatan perencanaan tidak bersifat status melainkan dinamis, bahwa
kegiatan perencanaan dapat dirubah atau dimodifikasi sesuai dengan perkembangan
dan kebutuhannya.
B. SIFAT DAN TUJUAN PERENCANAAN
Perencanaan
memiliki sifat-sifat (Dikutip dalam tulisan “Tafiprios SE. MM” yang berjudul
Pengantar manajemen) sebagai berikut :
1. Kontribusi terhadap tujuan (contribution of objective).
Bahwa setiap perencanaan dilakukan
untuk mewujudkan tujuan yang akan dicapai.
2.
Kedudukan yang istimewa dari suatu perencanaan (primacy of planning).
Bahwa setiap perencanaan selalu harus
ditempatkan pada kedudukan pertama dari suatu proses manajemen. Perencanaan
harus dapat memberi arah bagi pelaksanaan proses manajemen berikutnya.
3. Kemampuan pengisian dari planning (pervasiveness of planning)
Merupakan dasar manajemen yang berisi
tujuan dan cara pencapaiannya. Suatu rencana dilaksanakan oleh semua level
manajer, tetapi penekanan dan cakupannya berbeda, tergantung wewenang yang
dimilikinya dan batasan dari atasan.
4. Efisiensi dari perencanaan (efficiency of planning)
Suatu rencana akan menyebabkan usaha
pencapaian tujuan dapat dilakukan secara efisien. Efisiensi dari perencanaan
dapat diukur dengan menggunakan rasio antara input dan output.
Perencanaan
mempunyai 4 (empat) tujuan penting, yaitu :
1.
Mengurangi
atau mengimbangi ketidakpastian dan perubahan-perubahan di waktu yang akan datang.
2.
Perhatian
terfokus pada tujuan
Memusatkan perhatian semua unit
organisasi atau semua orang yang ada dalam organisasi terhadap tujuan bersama.
3.
Untuk
pelaksanaan operasi yang ekonomis dan efisien.
Dengan perencanaan membuat segenap
proses kegiatan lebih ekonomis dan akan selalu
menitik beratkan pada operasi yang dilakukan secara efisien dan bersifat
konsisten.
4.
Sebagai
alat bantu pengendalian
Dengan dibuatnya rencana akan dapat
membantu dalam pelaksanaan suatu proses pengawasan.
Syarat-syarat perencanaan, yaitu :
1.
Merumuskan
dahulu masalah yang akan direncanakan.
2.
Perencanaan
harus didasarkan pada informasi, data dan fakta.
3.
Menetapkan
beberapa alternatif yang ada.
4.
Putuskan
suatu keputusan yang menjadi rencana.
C. PROSES PERENCANAAN
Dr. Wilson Bangun, S.E, M.Si dalam
buku “Intisari Manajemen (78/2008)” dituliskan bahwa semua kegiatan perencanaan
pada dasarnya melalui empat tahapan, yaitu:
1. Menetapkan tujuan
Perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan tentang
keinginan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja. Tanpa rumusan tujuan
yang jelas, organisasi akan menggunakan sumber daya-sumber daya secara tidak
efektif. Dengan perumusan tujuan yang jelas, organisasi dapat menentukan secara
kuantitatif akan penggunaan sumber daya-sumber daya secara efisien dan efektif.
2. Merumuskan keadaan sekarang
Pemahaman
akan posisi perusahaan sekarang dari tujuan yang hendak dicapai atau sumber
daya-sumber daya yang tersedia untuk pencaian tujuan adalah sangatlah penting,
karena tujuan dan rencana menyangkut waktu yang akan datang. Hanya setelah
keadaan perusahaan saat ini dianalisa, rencana dapat dirumuskan untuk
menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua ini memerlukan
informasi terutama keuangan dan data statistik yang didapatkan melalui
komunikasi dalam organisasi.
3. Mengidentifikasikan segala kemudahan
dan hambatan
Segala kekuatan dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu
diidentifikasikan untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan
organisasi. Oleh karena itu, perlu diketahui faktor-faktor lingkungan ekstern
dan intern yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya, atau yang
memungkinkan menimbulkan masalah. Walaupun sulit dilakukan, antisipasi keadaan,
masalah, dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi di waktu mendatang
adalah bagian esensi dari proses perencanaan.
4. Mengembangkan rencana
Tahap akhir
dalam proses perencanaan meliputi pengembangan berbagai alternatif kegiatan untuk
mencapai tujuan, alternatif-alternatif tersebut dan pemilihan alternatif terbaik
(paling memuaskan) di antara berbagai alternatif yang ada.
D.
HUBUNGAN
PERENCANAAN DENGAN FUNGSI MANAJEMEN LAINNYA
Perencanaan merupakan fungsi dasar
dari fungsi-fungsi manajemen lainnya. Fungsi perencanaan meresap ke fungsi
manajemen lainnya. Sebagai fungsi manajemen fungsi perencanaan dan fungsi lainnya
harus berhubungan, saling tergantung antara satu deengan yang lainnya. Setiap
kegiatan yang yang dilakukan para manajer harus didahului oleh perencanaan.
Manajer melakukan perencanaan di
dalam menentukan dan menyusun struktur organisasi agar sesuai dengan harapan.
Penyusunan personalia harus dilakukan dengan perencanaan yang tepat mulai dari
sistem kompensasi yang diterapkan agar tercapai sasaran yang ingin dituju pada
bidang ketenagakerjaan. Demikian juga perlu dilakukan perencanaan dalam
kegiatan sistem dan teknik koordinasi dan kepemimpinan yang diterapkan
organisasi.
Akhirnya, kegiatan perencanaan sangat
penting dilakukan pada fungsi pengawasan. Perencanaan dengan pengawasan sangat
erat sekali hubungannya, karena pengawasan merupakan kegiatan yang paling akhir
dilakukan dalam setiap kegiatan manajemen sehingga apa yang tidak sesuai dengan
yang diharapkan memerlukan perencanaan yang tepat pada periode kegiatan
berikutnya.
Demikian juga sebaliknya, agar tingkat pengawasan
dapat dilakukan sekecil mungkin maka dilakukan perencanaan yang tepat. Hal ini
karena kegiatan pengawasan dapat membutuhkan peralatan sehingga dengan kecilnya
kegiatan pengawasan akan dapat mencapai hasil yang efisien. (Dr. Wilson Bangun,
S.E, M.Si dalam buku “Intisari Manajemen” : 81/2008)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar