Jumat, 08 Juni 2012

Fungsi Perencanaan Part II ( •̃͡-̮•̃͡) (homework)


FUNGSI PERENCANAAN

1.      TIPE-TIPE PERENCANAAN DAN RENCANA
Boone & Kurtz dalam bukunya yang berjudul ”Pengantar Bisnis Kontemporer Edisi 11 (385-386/2006) Perencanaan dan rencana dapat dikategorikan sebagai berikut :
a.       Perencanaan Strategis (Strategic Planning)
Perencanaan strategis (strategic planning) adalah proses penentuan tujuan-tujuan utama sebuah organisasi kemudian menggerakkan dan mengalokasikan berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan tersebut. Tingkat perencanaan yang paling jauh jangkauannya adalah perencanaan strategis.
b.      Perencanaan Taktis (Tactical Planning)
Perencanaan taktis (tactical planning) melibatkan pengimenplementasian aktivitas yang telah ditentukan oleh rencana strategis. Rencana-rencana taktis akan memandu aktivitas berjalan dan yang dibutuhkan untuk mengimenplementasikan strategi secara keseluruhan.
c.       Perencanaan Operasional (Operational Planning)
Perencanaan operasional (operational planning) membuat standar-standar terinci yang memandu implementasi rencana-rencana taktis. Aktivitas ini melibatkan pemilihan sasaran-sasaran kerja spesifik dan melibatkan tugas kepada karyawan dan tim untuk melaksanakan rencana. Berbeda dengan perencanaan strategis yang berfokus pada organisasi secara keseluruhan, perencanaan operasional berhubungan dengan pembuatan dan pengimenpletasian taktis dalam area-area fungsional yang spesifik.
d.      Perencanaan Kontinjensi (Kontingency Planning)
Perencanaan tidak dapat meramalkan setiap kemungkinan yang akan terjadi. Kecelakaan besar, bencana alam, dan merosotnya perekonomian dengan cepat dapat mengubah rencana yang terbaik sekalipun menjadi suatu kekacauan. Untuk menghadapi adanya kemungkinan gangguan bisnis dari peristiwa-peristiwa alam seperti ini, banyak perusahaan menggunakan perencanaan kontinjensi (kontingency planning), yang memungkinnya melanjutkan operasi dengan sesegera dan selancar mungkin setelah krisis terjadi sambil sekaligus mengomunikasikan kepada public mengenai apa yang telah terjadi. Suatu rencana kontinjensi biasanya akan menentukan rantai komando dalam manajemen krisis yang akan menugaskan fungsi-fungsi spesifik pada manajer-manajer dan karyawan tertentu dalam keadaan darurat.

2.      PERENCANAAN STRATEGIS
Griffin dalam bukunya “Manajemen Edisi 7 (2004)” menyatakan bahwa Perencanaan strategis adalah rencana umum yang mendasari keputusan alokasi sumber daya, prioritas, dan langkah-langkah tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis.
Sementara dalam buku Manajemen edisi keempat oleh “James A.F. Stoner & R. Edward Freeman (273/1992) dituliskan bahwa Perencanaan strategis yaitu proses di mana manajemen puncak menetapkan tujuan sebuah organisasi dan memilih sarana untuk mencapainya.
Secara lebih ringkas perencanaan strategis merupakan proses perencanaan jangka panjang yang disusun dan digunakan untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan pembangunan kegiatan. Ada tiga alasan yang menunjukkan pentingnya perencanaan strategik, antara lain:
·         Perencanaan strategik memberikan kerangka dasar dimana semua bentuk-bentuk perencanaan lainnya harus diambil.
·         Pemahaman terhadap perencanaan strategik akan mempermudah pemahaman bentuk-bentuk perencanaan lainnya.
·         Perencanaan strategik sering merupakan titik permulaan bagi pemahaman dan penilaian kegiatan-kegiatan pimpinan manajer.
Perencanaan strategis tidak hanya merupakan kegiatan perencanaan suatu organisasi, tetapi perencanaan  strategis lebih merupakan salah satu peranan penanganan yang paling kritis. Sedangkan perencanaan yang dilakukan pada tingkatan bawah disebut  perencanaan operasional (operational planning). Perbedaan pokok antara  perncanaan strategis dan perencanaan operasional dapat diringkas pada tabel berikut:

                                         Perencanaan Operasional             Perencanaan strategis
Pusat Bahasan        
Masalah-masalah pengoperasian 
Kelangsungan & pengembangan jangka panjang
Sasaran
 Laba Sekarang  
Laba di waktu yang akan datang
Batasan
Lingkungan sumberdaya sekarang 
Lingkungan sumberdaya waktu yang akan datang
Hasil yang diperoleh
Efisiensi & Stabilitas
Pengembangan potensi mendatang
Informasi
Dunia bisnis sekarang
Kesempatan di waktu yang akan datang
Organisasi
Birakrasi/stabil  
Kewiraswastaan /Fleksibel
Kepemimpinan
Kanservatif 
Mengilhami perubahan radikal
Pemecahan Masalah 
Berdasarkan pengalaman masa lalu     
Antisipasi menemukan pendekatan-pendekatan baru

Risiko rendah
Risiko tinggi
      Sumber : Handoko T.H. Manajemen.  Edisi 2. halaman 93.
Perencanaan strategik menjadi semakin  penting akhir-akhir ini. Perencana menyadari perumusan tujuan dan strategi organisasi yang baik dan jelas akan lebih dapat memberikan  arah dan pedoman bagi organisasinya. Sebagai hasilnya, organisasi berfungsi lebih  baik dan menjadi lebih tanggap terhadap perubahan lingkungan. Dengan  perencanaan strategis, konsep organisasi menjadi lebih  jelas, sehingga memungkinkan perencana untuk merumuskan rencana-rencana dan kegiatan-kegiatan yang memberi arah organisas mencapai tujuannya. Di samping itu, perkembangan lingkungan terjadi sangat pesat  yang menambah pentingnya perencanaan strategik, seperti :
·         kenaikan tingkat perubahan teknologi
·         pertumbuhan kompleksitas pekerjaan manajerial, 
·          peningkatan kompleksitas lingkungan eksternal,
·         semakin panjangnya tenggang waktu antara keputusan-keputusan sekarang dan hasil-hasilnya di waktu yang akan datang.
Pada proses perencanaan strategi terdapat langkah-langakah sebagai berikut:
ü  Penentuan misi dan tujuan
Perumusan misi dan tujuan merupakan tanggung jawab kunci bagi  pimpinan puncak (top manager). Perumusan ini dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dibawakan pimpinan perencana. Nilai-nilai ini dapat mencakup masalah-masalah sosial dan etika, atau masalah-masalah umum seperti luas kegiatan, macam produksi suatu perusahaan, atau cara pengoperasian perusahaan.
ü  Pengembangan profil kegiatan
Hal ini mencerminkan internal dan kemampuan suatu keadan yang mendukung rencana. Suatu profil kegiatan adalah hasil analisa internal organisasi negara untuk mengidentifikasi tujuan dan strategi sekarang, serta merinci kwantitas dan kwalitas sumber daya yang tersedia.
ü  Analisa lingkungan eksternal
Maksudnya untuk  mengidentifikasi cara-cara di mana perubahan-perubahan lingkungan seperti ekonomi, sosial budaya, dan politik dapat secara tidak langsung mempengaruhi suatu kegiatan. Identifikasi dan analisa lingkungan eksternal dapat dilakukan dengan  berbagai metoda peramalan dan manajemen ilmiah.  Kunci keberhasilan analisa lingkungan bagi perumusan strategi terletak pada kemampuan manajemen untuk mendeteksi perubahan-perubahan lingkungan eksternal beserta dampaknya.
ü  Identifikasi kesempatan dan ancaman strategis
Identifikasi tujuan dan strategi, analisis lingkungan, serta analisa kekuatan dan kelemahan organisasi dipadukan dalam langkah kelima: penentuan berbagai kesempatan yang tersedia bagi organisasi dan ancaman-ancaman yang harus dihadapinya. Berbagai kesempatan dan ancaman ini dapat ditimbulkan banyak faktor, antara lain perkembangan teknologi, perubahan kondisi pasar, perubahan politik, atau perilaku konsumen langganan.
ü  Pembuatan keputusan strategis
Langkah selanjutnya  mencakup identifikasi, penilaian dan pemilihan berbagai alternatif strategis. Ini disebut proses pembuatan keputusan strategis.
ü  Pengembangan strategi
Setelah tujuan jangka panjang dan strategi dipilih dan ditetapkan, organisasi perlu menjabarkannya kedalam sasaran-sasaran jangka pendek (tahunan) dan strategi-strategi operasional. Tujuan dan strategi umum diterjemahkan dan diperinci  menjadi berbagai strategi, kebijaksanaan dan taktik (rencana, program dan anggaran) operasional pada masing-masing  bidang fungsional organisasi.
ü  Implementasi strategi
Implementasi berarti  peletakan strategi menjadi kegiatan. Implementasi melibatkan penugasan tanggungjawab atas sukses semua atau sebagai strategi kepada bawahan yang sesuai, diikuti dengan alokasi sumberdaya-sumberdaya yang dibutuhkan.
ü  Peninjauan kembali dan evaluasi,
Proses ini sering disebut 'strategic control'. Setelah strategi diimplementasikan, perencanaan pimpinan perlu senantiasa memonitor secara periodik atau tahap-tahap kritis untuk menilai apakah kegiatan berjalan ke arah tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

3.       HAMBATAN-HAMBATAN PERENCANAAN YANG EFEKTIF
Ada dua jenis hambatan pengembangan rencana-rencana efektif, antara lain:
a.       Penolakan  internal para perencana terhadap penetapan tujuan dan pembuatan rencana untuk mencapainya. Dengan  kata lain, hambatan ini  bersumber pada ketidaksediaan dan ketidakmampuan individu-individu perencana  untuk melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan. Karena penetapan tujuan karena merupakan langkah esensi pertama dalam perencanaan, para manajer yang tidak dapat menetapkan tujuan yang cukup berarti akan tidak mampu membuat rencana-rencana efektif. Ada sejumlah alasan mengapa banyak pimpinan dan  perencanaan ragu-ragu atau gagal menetapkan tujuan dan membuat rencana-rencana bagi organisasi atas kelompok satuan kerja mereka, yaitu:
o   Kurang pengetahuan tentang organisasi.
o   Kurang pengetahuan tentang lingkungan.
o   Ketidakmampuan melakukan peramalan secara efektif.
o   Kesulitan perencanaan operasi-operasi yang tidak berulang.
o   Biaya.
o   Takut gagal.
o   Kurang percaya diri.
o   Ketidaksediaan untuk menyingkirkan tujuan-tujuan alternatif.
b.      Hal di luar perencana, yaitu keengganan umum para anggota  masyarakat organisasi untuk menerima perencanaan dan rencana-rencana karena perubahan-perubahan yang ditimbulkannya.
Hambatan-hambatan  yang telah dibahas di atas meliputi keterbatasanketerbatasan dalam diri para perencana. Penolakan terhadap perubahan, di lain pihak, terjadi di anatara anggota organisasi, baik para pimpina/manajer maupun karyawan operasional yang harus melaksanakan  kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan. Pimpinan/manajer atau perencana  dapat mengatasi hambatan-hambatan perencanaan melaui penciptaan sistem organisasi yang memudahkan penetapan  tujuan dan perencanaan. Hambatan dalam  diri para perencana dapat diatasi dengan memberikan berbagai bentuk bantuan secara individual. Sedangkan untuk mengurangi atau menghilangkan penolakan terhadap suatu rencana, dapat dilakukan dengan sejumlah cara. Cara-cara yang tersedia bagi para pirnpinan/manajer :
o   melibatkan para karyawan dalam proses perencanaan,
o   mengembangkan pola perencanaan dan implementasi yang efektif,
o    memberikan lebih banyak inforrnasi tentang rencana-rencana dan segala konsekwensinya, 
o   bersikap hati-hati terhadap dampak perubahan yang diusulkan para anggota organisasi dan meminimumkan gangguan-gangguan yang tidak perlu.

4.       KRITERIA PENILAIAN EFEKTIVITAS RENCANA
Beberapa kriteria dapat digunakan untuk menilai efektivitas perencanaan, yaitu:
a.       Kegunaan
Agar berguna bagi manajemen dalam pelaksanaan fungsi-fungsinya yang lain, suatu rencana harus fleksibel, stabil, berkesinambungan, dan sederhana. Fleksibel adalah esensi bagi kesuksesan perencanaan strategis. Hal ini memerlukan analisa, peramalan, pengembangan rencana dengan mempertimbangkan segala sesuatu dan pembuatan perencanaan sebagai proses yang bekesinambungan. Rencana hendaknya dapat melakukan penyesuaian secara cepat dan lancar terhadap perubahan kondisi lingkungan tanpa kehilangan efektivitas. Rencana juga memerlukan stabilitas, karena bila rencana terlalu sering berubah para manajer tidak menjadi terbiasa dengan rencana tersebut sebagai suatu peralatan pengoperasian dan menjadi tidak efektif. Rencana yang  tidak stabil tidak harus diganti atau  dimodifikasi secara luas hanya karena  perubahan-perubahan dalam kecenderungan jangka panjang lingkungan organisasi. Disamping itu, perencanaan perlu mempunyai kontinuitas, agar  perencanaan dapat berkesinambungan. Akhirnya, semakin besar dan kompleks suatu organisasi dan lingkungannya, diperlukan rencana-rencana yang lebih kompleks. Tetapi, kadang-kadang rencana menjadi terlalu kompleks dibanding dengan yang dibutuhkan sebenarnya. Padahal semakin kompleks rencana, semakin sulit disampaikan dan diimplementasikan. Jadi rencana yang sederhana perlu untuk memberikan cara pencapaian tujuan dengan sedikit mungkin faktor-faktor, kekuatan-kekuatan dan pengaruh-pengaruh dalam situasi, serta hubungan antara mereka.
b.      Ketepatan dan obyektivitas
Rencana-rencana  harus dievaluasi untuk mengetahui apakah jelas, ringkas, nyata  dan  akurat. Berbagai keputusan dan kegiatan manajemen lainnya hanya efektif bila didasarkan atas informasi yang tepat. Perencanaan juga harus lebih didasarkan atas pemikiran yang realistik  dan fakta-fakta yang sebenarnya tentang persyaratan-persyaratan yang  dibutuhkan untuk  mencapai sasaran dibanding sasaran pribadi pembuat rencana. Agar tercapai perencanaan tersebut, proses penyusunannya harus didasarkan atas pemikiran yang obyektif.
c.       Ruang lingkup
Perencanaan perlu memperhatikan prinsip-prinsip kelengkapan, kepaduan (unity) dan konsistensi.
d.      Efektivitas biaya
Etektivitas  biaya perencanaan dalam hal  ini adalah menyangkut waktu, usaha dan aliran emosional. Salah satu pedoman penting dalam perencanaan : jangan lakukan perencanaan bila hasil-hasil meningkatkan penghasilan atau mengurangi biaya lebih kecil dari pada biaya perencanaan dan implementasinya.
e.      Akuntabilitas
Ada 2 aspek akuntabilitas perencanaan :
o   Tanggung jawab atas pelaksanaan perencanaan
o   Tanggung jawab atas implementasi rencana.
f.        Ketepatan waktu.
Para perencana harus membuat berbagai perencanaan. Berbagai perubahan yang terjadi sangat cepat akan dapat menyebabkan rencana tidak tepat atau sesuai.

5.      PERENCANAAN DI LINGKUNGAN KERJA BARU
Ø  Pendekatan perencanaan tradisional
Secara tradisional perencanaan organisasi secara menyeluruh dilakukan oleh pejabat eksekutif di tingkat atas oleh konsultan, perusahaan atau yang sangat umum oleh departemen perencanaan pusat, departemen perencanaan pusat merupakansekelompok spesialis dalam perencanaan yang bertanggung jawab langsung kepada CEO atau presiden perusahaan.
Ø  Pendekatan perencanaan di lingkungan kerja baru
Evolusi dalam perencanaan baru ini diawali dengan pergerakan ke perencanaan terdesentralisasi yang berarti bahwa para ahli dalam perencanaan bekerja sama dengan manajer di divisi atau departemen utama untuk mengembangkan tujuan dan recana.
Perencanaan menjadi hidup saat karyawan dilibatkan dalam penentuan tujuan dan penentuan alat yang dibutuhkan untuk mencapainya, berikut adalah sejumlah petunjuk dalam perencanaan di lingkungan kerja baru : 
o   Mulailah dengan misi yang kuat.
o   Susun tujuan yang direntangkan
o   Menciptakan budaya yang mendorong pembelajaran
o   Mendesaian peran baru bagi staf perencanaan
o   Menggunakan satuan kerja sementara
o   Perencanaan tetap mulai dan berhenti di tingkat atas.

 Sumber : Richard L Daft, 2010. New Era Of Management (Era baruManajemen),edisi 9 (terjemahan) : Penerbit Salemba Empat,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar